GoTimes.id, Gorontalo Utara – Menjadi perawat di ruang isolasi tuberkulosis (TB) bukan perkara mudah. Setiap hari mereka berada di garda terdepan menghadapi pasien dengan risiko penularan tinggi. Namun, demi kesembuhan pasien dan keselamatan masyarakat, dedikasi itu tetap dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Menyadari pentingnya peran tersebut, RSUD dr. Zainal Umar Sidiki Kabupaten Gorontalo Utara menggelar Round Table Discussion (RTD) bertema “Penguatan Kompetensi Perawat Ruang Isolasi dalam Pelayanan Tuberkulosis”, Jumat (26/9/2025).
Dalam forum ini, para perawat ruang isolasi tidak hanya mendapatkan pembekalan terkait diagnosis dan tatalaksana TB, tetapi juga pelatihan memberikan dukungan psikologis kepada pasien serta strategi pencegahan infeksi untuk melindungi tenaga kesehatan.
“Perawat isolasi bukan hanya merawat fisik pasien, tetapi juga mendampingi mereka melewati masa sulit. Karena itu, kompetensi yang kuat mutlak diperlukan,” ujar dr. Ferdiyanto Dayi, Sp.PD, Koordinator Tim TB RS, saat membuka kegiatan.
Beban TB di Gorontalo sendiri masih cukup tinggi. Data provinsi mencatat, pada triwulan pertama 2025 terdapat 1.046 kasus TB yang berhasil ditemukan, dengan 860 pasien sudah memulai pengobatan. Sementara itu, di Kabupaten Gorontalo Utara hingga Agustus 2025 tercatat 318 pasien TB yang kini tengah menjalani terapi.













