Scroll untuk membaca artikel sob
OpiniPrespektif

PSU Gorut Diduga Sarat Politik Uang, Ayi Waras Desak Tim Romantis Tempuh Jalur MK

×

PSU Gorut Diduga Sarat Politik Uang, Ayi Waras Desak Tim Romantis Tempuh Jalur MK

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Ilustrasi

Gotimes.id, Gorontalo Utara – Praktik politik uang yang diduga marak terjadi pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Gorontalo Utara kembali menuai kritikan tajam. Fain Buyunggadang, aktivis yang dikenal vokal dan akrab disapa Ayi Waras, angkat bicara dengan nada keras. Ia mendesak pasangan Roni Imran dan Ramdhan Mapaliey (Tim Romantis) untuk tidak diam dan segera menggugat hasil PSU ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Jangan bungkam! Ini bukan sekadar soal kalah-menang, ini penghinaan terang-terangan terhadap demokrasi dan akal sehat publik!” tegas Ayi Waras dalam pernyataan terbuka, Senin (21-4).

Baca Juga  Arsad Tuna: Video Politik Uang Viral, Bawaslu Gorut Diam, Ada Apa?

Ayi mengaku menerima berbagai laporan dan testimoni dari masyarakat terkait dugaan politik uang yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Menurutnya, jika Tim Romantis membiarkan hal ini berlalu tanpa perlawanan hukum, maka mereka ikut membiarkan demokrasi diinjak-injak oleh kepentingan pragmatis.

“Kalau praktik kotor ini dibiarkan, maka kita sedang menggali kubur bagi masa depan politik Gorontalo Utara. Harus dilawan di meja hukum,” seru Ayi.

Baca Juga  Aktivis Desak Dinkes Beri Sanksi RS Multazam Terkait Layanan Buruk

Lebih jauh, Ayi menyebut bahwa ini adalah momentum moral bagi siapa pun yang mengklaim diri sebagai pejuang rakyat. Ia menantang Tim Romantis untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap keadilan pemilu dengan membawa perkara ini ke MK. Baginya, diam adalah bentuk pembiaran.

“Jangan hanya gagah saat kampanye. Ini saatnya menunjukkan nyali. Jika memang punya bukti, ajukan gugatan! Biar publik tahu siapa yang bermain curang.” ujar Ayi.

Baca Juga  Gubernur Dinilai Cuma Pencitraan, Ayi Waras Desak Temui Petani Langsung di Gudang Bulog

Ayi juga mengingatkan bahwa demokrasi bukan hanya soal hasil akhir, melainkan proses yang bersih dan berintegritas. Ia mengajak masyarakat sipil, pengawas pemilu, hingga tokoh adat dan agama untuk tidak tinggal diam.

“Kita tidak boleh takut. Kita sedang berhadapan dengan penyakit lama yang terus dilestarikan: politik uang. Dan kita tahu, penyakit ini hanya bisa disembuhkan jika ada yang berani melawan,” pungkasnya.

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti saluran WhatsApp di :