Gotimes.id, Gorontalo Utara — Dalam kampanye dialogis pasangan calon nomor urut 1, Roni Imran dan Ramdhan Mapaliey yang dikenal dengan akronim ROMANTIS, suara politisi muda Ramdhan Tanaiyo menggema di tengah warga Desa Leboto, Kecamatan Kwandang. Kamis (10-4).
Ia bicara bukan sekadar menyuarakan dukungan, tetapi juga membuka cerita yang menggambarkan wajah lain Pilkada.
“Saya pernah bertemu dengan donatur salah satu paslon. Mereka tawarkan uang dan mobil,” ujar Ramdhan dengan suara tegas. “Tapi saya tolak. Harga diri saya tidak bisa dibeli dengan rupiah.
Pertemuan itu, menurutnya, bukan sekadar obrolan ringan. Ia mendengar langsung bagaimana donatur dan paslon bersangkutan telah menyusun peta kekuasaan jika menang nanti. Jabatan strategis seperti kepala dinas dan sekretaris daerah disebut-sebut akan diatur sepenuhnya oleh pihak donatur.
Yang membuat warga terdiam sejenak adalah pengakuan berikutnya. Ramdhan mengungkap bahwa salah satu pulau di Gorontalo Utara diduga telah digadaikan ke donatur sebagai bagian dari “komitmen” politik.
“Saya tidak bisa diam melihat hal begini. Saya berdiri bersama yang jujur dan menjaga daerah ini,” ujarnya.
Ia menyatakan sikap penuh untuk mendukung pasangan ROMANTIS sebagai pilihan perubahan.
Pernyataan Ramdhan Tanaiyo, yang dikenal sebagai politisi muda yang vokal dan idealis, menjadi tamparan bagi praktik transaksional yang masih membayangi demokrasi lokal. Ketika sebagian memilih diam, Ramdhan memilih bicara.
Kampanye pasangan ROMANTIS hari itu bukan sekadar ajang adu program. Ia berubah menjadi ruang perlawanan terhadap politik uang — dan panggung keberanian untuk mengatakan tidak.