Gotimes.id – Persiapan tim sepak bola utusan Provinsi Gorontalo untuk ajang Piala Soeratin U-17 yang akan berlangsung di Solo, Jawa Tengah, menjadi sorotan tajam. Kritik pedas datang dari berbagai kalangan, termasuk para aktivis daerah, yang menilai persiapan tim tersebut jauh dari standar kompetisi nasional.
Aktivis asal Gorontalo, Iwan Miu, menilai Pemerintah Provinsi Gorontalo tidak serius dalam mempersiapkan tim ini. Menurutnya, persiapan yang dilakukan terkesan asal-asalan dan tidak mencerminkan kesungguhan menghadapi turnamen sebesar Piala Soeratin.
“Kami melihat persiapan tim ini tidak matang dan jauh dari kata layak. Bahkan, jumlah pemain yang diberangkatkan hanya 14 orang, sementara lima pemain lainnya gagal memenuhi syarat administrasi PSSI. Ini sangat disayangkan,” ujar Iwan. Rabu (18-12).
Informasi ini, lanjutnya, diperoleh langsung dari beberapa pemain yang tergabung dalam tim. Dari pengakuan para pemain, keputusan untuk mengirim tim ke turnamen nasional ini dinilai lebih sebagai upaya untuk menghindari sanksi dari PSSI ketimbang menunjukkan komitmen pembinaan olahraga di Gorontalo.
“Jika Gorontalo tidak mengirim tim, kita berpotensi mendapat sanksi larangan tampil di ajang serupa pada masa mendatang. Tapi apa gunanya ikut kalau persiapannya buruk dan hanya mempermalukan daerah?” tegasnya.
Selain minimnya jumlah pemain, Iwan juga menyoroti kesalahan administrasi yang dianggap fatal. Menurutnya, kegagalan lima pemain untuk memenuhi syarat administrasi adalah cerminan kurangnya profesionalisme dan perhatian dari pihak yang bertanggung jawab.
“Kesalahan seperti ini sangat memalukan. Banyak pemain muda berbakat Gorontalo akhirnya gagal menunjukkan kemampuan mereka di panggung nasional hanya karena kelalaian dalam mengurus berkas. Ini sangat disayangkan,” tambahnya.
Iwan mendesak pemerintah daerah dan KONI Gorontalo untuk mengambil langkah serius dalam mengevaluasi kinerja para pengurus sepak bola dan panitia seleksi. Evaluasi ini, katanya, diperlukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Ke depan, harus ada evaluasi menyeluruh terhadap pengurus dan pejabat terkait. Jangan biarkan hal sepele seperti ini terus mencoreng nama baik Gorontalo di tingkat nasional,” katanya dengan nada tegas.
Sebagai bagian dari masyarakat Gorontalo yang tinggal di luar daerah, Iwan juga mengungkapkan rasa malu atas kondisi ini. Ia menilai kurangnya keseriusan dalam memajukan olahraga telah mencoreng nama baik Gorontalo di mata masyarakat nasional.
“Kami yang di luar daerah merasa sangat kecewa. Ajang seperti Piala Soeratin adalah kesempatan untuk menunjukkan potensi Gorontalo di kancah nasional. Sayangnya, hal ini justru mempermalukan nama daerah,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Piala Soeratin U-17 adalah salah satu kompetisi sepak bola nasional bergengsi yang diikuti oleh tim-tim dari berbagai provinsi di Indonesia. Turnamen ini menjadi wadah penting untuk pembinaan pemain muda berbakat yang kelak diharapkan dapat memperkuat dunia sepak bola Indonesia.
Hingga berita ini dirilis, awak media masih berupaya menghubungi PSSI Gorontalo dan dinas terkait untuk memberikan klarifikasi atas permasalahan ini.
Apakah narasi ini sudah sesuai dengan harapan Anda? Saya juga dapat melakukan revisi jika dibutuhkan!