Wagub perempuan pertama di Provinsi Gorontalo itu bahkan mencontohkan langsung kebaya yang dikenakannya dalam acara tersebut. Busana itu merupakan hasil modifikasi kebaya lama yang telah ia kenakan tiga tahun lalu, dipadukan dengan sulaman karawo khas Gorontalo, kain jumputan dari Solo, dan motif parang sebagai simbol kolaborasi budaya antardaerah.
“Saya hanya modifikasi sedikit supaya lebih nyaman dan sesuai dengan acara. Ini pesan bahwa mencintai budaya tidak harus mahal atau baru. Cukup dari rasa dan niat kita menjaga nilai-nilai luhur,” jelasnya.
Selain menggaungkan pelestarian budaya melalui kebaya, Idah juga menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya ibu, dalam mendidik generasi penerus. Bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional, ia menyampaikan bahwa perempuan adalah madrasah pertama yang menanamkan nilai budaya dan karakter kepada anak sejak dini.
Acara juga dimeriahkan dengan fashion show anak-anak dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA, serta parade busana karawo dari perwakilan organisasi wanita yang tergabung dalam BKOW.













