Namun, upaya pemerhati daerah untuk mengangkat isu ini ke forum terbuka justru dirasakan tidak mudah. Ada kesan kuat seakan-akan ada intervensi agar gerakan moral tersebut tidak berkembang. Dugaan adanya tekanan pun mencuat, meski tidak ditunjukkan secara terang-terangan.
“Yang kami lakukan hanya bentuk kepedulian terhadap daerah ini. Kami ingin ikut berpartisipasi membangun Sangihe sesuai kapasitas yang kami punya,” ungkap salah seorang pemerhati yang ditemui media ini.
Ia menambahkan, meski hanya menyampaikan masukan dan keprihatinan, pihaknya justru merasa ada tekanan dari pihak tertentu. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah menyampaikan pendapat dan berdialog demi kemajuan daerah dianggap salah?
Kondisi ini semakin memperkuat pertanyaan publik, mengapa ada pihak-pihak yang diduga tidak senang jika proses demokrasi di Sangihe berjalan sehat dan terbuka.