Selain isu lahan, Windra juga disodori persoalan produktivitas pertanian. Para petani Sogu mengeluhkan minimnya dukungan alat dan mesin pertanian, yang membuat mereka sulit meningkatkan hasil panen. Di wilayah yang menggantung soal tanah, produktivitas pun ikut tersandera.
Windra menyebut seluruh aspirasi itu akan dibawa ke pembahasan legislatif. Ia menegaskan akan mengawal masalah ini, namun juga mengingatkan bahwa bola penyelesaian berada di tangan pemerintah daerah.
“Harus ada keberanian politik untuk menuntaskan, bukan sekadar menjanjikan,” ujar Windra.
Reses di Sogu menjadi pengingat bahwa persoalan tanah, sebuah kebutuhan mendasar, sering kali menjadi korban birokrasi yang lamban. Dan selama janji itu belum ditepati, warga Sogu akan terus menagih, dan DPRD diminta berhenti hanya menjadi penyampai pesan, tetapi pendorong penyelesaian.













