GoTimes.id — Ketegangan yang telah lama membara di perbatasan Thailand dan Kamboja akhirnya meledak menjadi konflik bersenjata terbuka. Hingga Jumat pagi (25/7/2025), sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas, mayoritas warga sipil Thailand dan ribuan lainnya mengungsi akibat rentetan pertempuran lintas batas sejak Kamis.
Militer kedua negara saling melepaskan tembakan senjata ringan, artileri, hingga roket. Thailand bahkan mengerahkan enam jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat dalam serangan udara terhadap posisi militer Kamboja. Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Surasant Kongsiri, mengatakan bentrokan pecah di sedikitnya enam titik sepanjang perbatasan sejak Kamis, sehari setelah ledakan ranjau darat melukai lima tentaranya.
Insiden tersebut mendorong Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh serta mengusir utusan Kamboja dari Bangkok.
Di sisi lain, Jenderal Khov Ly dari Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, mengonfirmasi bahwa pertempuran juga terjadi Jumat dini hari di sekitar kompleks kuil kuno Ta Muen Thom. Sedikitnya empat warga sipil dilaporkan terluka di wilayah itu pada Kamis, sementara lebih dari 4.000 warga sipil Kamboja telah mengungsi ke pusat evakuasi.
Korban Sipil dan Seruan Dunia
Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mencatat satu tentara dan 13 warga sipil — termasuk anak-anak — tewas dalam konflik. Sebanyak 14 tentara dan 32 warga sipil lainnya terluka. Menteri Kesehatan Somsak Thepsuthin mengecam serangan terhadap warga sipil dan sebuah rumah sakit, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa.
“Kami mendesak pemerintah Kamboja segera menghentikan tindakan kejahatan perang ini,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menginstruksikan evakuasi warga hingga radius 50 kilometer dari perbatasan. Di pihak Kamboja, ratusan penduduk juga telah mengungsi sekitar 30 kilometer ke dalam wilayah Provinsi Oddar Meanchey.
Saling Tuduh dan Eskalasi Regional
Kedua negara saling menyalahkan atas pecahnya konflik. Thailand menuduh Kamboja menyerang warga sipil dan menembaki fasilitas nonmiliter, sementara Kamboja berdalih hanya menargetkan instalasi militer sebagai bentuk pembelaan diri.