Gotimes.id, Gorontalo – Aktivis Gorontalo, Rifky Gobel, mendesak Polda Gorontalo untuk tidak tebang pilih dalam menindak aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah tersebut. Ia menegaskan bahwa semua bentuk pertambangan ilegal, baik skala kecil maupun besar, harus ditindak secara adil dan transparan.
Menurut Rifky, keberadaan alat berat dalam operasi tambang ilegal menjadi indikator bahwa aktivitas tersebut berlangsung secara masif. Namun, ia menyoroti ketimpangan dalam penindakan yang justru lebih sering menyasar penambang kecil dibandingkan tambang besar yang menggunakan alat berat.
“Jangan hanya pertambangan kecil yang ditindaki, sementara yang besar dan melibatkan banyak alat berat dibiarkan beraktivitas,” ujar Rifky. Sabtu (8-2).
Rifky mengatakan bahwa ketidakadilan dalam penegakan hukum bisa memicu keresahan di masyarakat dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap aparat penegak hukum.
Ia menyoroti bahwa tindakan tebang pilih dapat memancing situasi yang tidak kondusif. Publik akan mempertanyakan mengapa tambang skala kecil diproses hukum, sedangkan tambang besar yang lebih mencolok justru masih beroperasi bebas.
“Akan timbul stigma bahwa keterlibatan aparat penegak hukum (APH) yang selama ini ramai diperbincangkan, ada benarnya jika penindakan hanya dilakukan ke aktivitas yang kecil sementara yang besar dibiarkan beroperasi,” tegasnya.
Rifky juga meminta transparansi dari pihak kepolisian dalam mengusut pihak-pihak yang terlibat dalam pertambangan ilegal, termasuk kemungkinan adanya oknum yang membekingi operasi tambang besar.
“Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu agar kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum tetap terjaga,” katanya.
Menurut Rifky, fenomena PETI di Gorontalo, khususnya di Kabupaten Pohuwato, dan Gorontalo Utara bukanlah masalah baru, tetapi hingga kini masih menjadi persoalan besar karena lemahnya penindakan terhadap pelaku tambang skala besar.
“Jika Polda Gorontalo ingin menegakkan hukum dengan benar, harus ada tindakan tegas terhadap semua pelaku, bukan hanya yang kecil,” ungkapnya.
Selain dampak hukum, Rifky juga mengingatkan soal kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal. Ia menekankan bahwa penggunaan alat berat dalam operasi PETI mempercepat degradasi lingkungan dan membahayakan ekosistem setempat.