GoTimes.id – Kesibukan dan jadwal padat sering membuat banyak orang melewatkan waktu makan atau makan secara terburu-buru. Kebiasaan ini jika terus dibiarkan, bisa memicu berbagai gangguan pencernaan serius, mulai dari maag, gastritis, hingga GERD.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hati dan Saluran Cerna dari Mayapada Hospital Surabaya, dr. Gunady Wibowo R, Sp.PD-KGEH, menjelaskan bahwa meski ketiganya kerap dianggap sama, namun maag, gastritis, dan GERD memiliki perbedaan yang perlu dipahami.
“Maag, atau yang dikenal dalam istilah medis sebagai dispepsia, merupakan kumpulan gejala seperti nyeri atau rasa terbakar di ulu hati, perut terasa penuh, cepat kenyang, mual, bahkan muntah,” ujar dr. Gunady dalam keterangan tertulisnya.
Sementara gastritis merupakan peradangan pada dinding lambung. Gejalanya hampir serupa dengan maag, namun disertai keluhan tambahan seperti hilangnya nafsu makan, cegukan, bahkan dapat menyebabkan muntah darah atau feses berwarna hitam jika sudah parah.
Adapun GERD atau gastroesophageal reflux disease, disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan. Gejalanya meliputi sensasi terbakar di dada (heartburn), nyeri dada, rasa pahit di mulut, dan gangguan menelan.
“Kondisi ini terjadi karena melemahnya otot sfingter di bagian bawah kerongkongan (LES), sehingga asam lambung mudah naik dan mengiritasi,” jelas dr. Gunady.