“Faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol, gula darah tinggi, merokok, dan kurang aktivitas fisik bisa dicegah. Sayangnya, anak muda masih sering abai,” ujar dr. Reza Aditya Arpandy, SpS, spesialis saraf.
4. Diabetes Melitus
Diabetes melitus juga meningkat di usia muda. Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi nasional sebesar 2,2 persen, namun angka sebenarnya bisa lebih tinggi jika dilihat dari pemeriksaan kadar gula darah, yakni mencapai 11,7 persen.
Kelompok usia 15–24 tahun memiliki prevalensi sebesar 1,8 persen, sedangkan usia 25–34 tahun mencapai 5,3 persen. Spesialis penyakit dalam dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, menyebut obesitas akibat pola makan berlebih menjadi pemicu utama.
Penyakit ginjal kronis tercatat dengan prevalensi 0,18 persen secara nasional. Meski rendah, kasus pada anak muda terus bertambah. Di usia 15–24 tahun, prevalensi mencapai 0,02 persen dan usia 25–34 tahun sebesar 0,07 persen.
Data juga menunjukkan, 16,2 persen pasien usia 15–24 tahun dan 31,4 persen pasien usia 25–34 tahun yang mengalami gagal ginjal menjalani hemodialisis (cuci darah). Kasus seperti Ridwan Fadhil, pemuda 20 tahun asal Cianjur, menjadi contoh nyata dampak gaya hidup buruk sejak dini.
Ridwan mengaku dulunya sering minum minuman manis, jarang olahraga, dan suka begadang. Kini ia harus menjalani cuci darah rutin seumur hidup. “Jaga pola makan, sering minum air putih, dan hindari minuman manis. Jangan sampai menyesal,” pesannya.
Para ahli sepakat, pencegahan melalui pola hidup sehat, olahraga teratur, dan pemeriksaan rutin adalah kunci utama untuk menekan angka penyakit kronis di usia muda.