Scroll untuk membaca artikel sob
Pasang Iklan
BeritaInternasional

Konflik Israel-Hizbullah Memuncak di Timur Tengah

×

Konflik Israel-Hizbullah Memuncak di Timur Tengah

Sebarkan artikel ini
Ledakan terjadi di Irak, Timur Tengah (Foto: AP Photo/Khalid Mohammed)
Ledakan terjadi di Irak, Timur Tengah (Foto: AP Photo/Khalid Mohammed)

Paus Fransiskus untuk pertama kalinya menanggapi klaim “genosida” Israel yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza. Ini diutarakannya dalam sebuah buku yang akan segera terbit, mendesak penyelidikan lebih lanjut mengenai apakah tindakan Israel memenuhi definisi tersebut.

Mengutip AFP, buku itu berjudul “Harapan Tidak Pernah Mengecewakan. Peziarah Menuju Dunia yang Lebih Baik”. Ini menjadi intervensi terbarunya terhadap perang yang telah berlangsung lebih dari setahun yang dipicu, sejak Oktober 2023.

“Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida,” tulis Paus dalam kutipan yang diterbitkan pada hari Minggu di harian Italia, La Stampa.

“Hal ini harus dipelajari dengan saksama untuk menentukan apakah (situasi) sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh para ahli hukum dan organisasi internasional,” tegasnya.

Paus asal Argentina itu sering menyesalkan banyaknya korban operasi Israel di Gaza. Namun seruannya untuk penyelidikan menandai pertama kalinya ia secara terbuka menggunakan istilah genosida dalam peperangan itu.

Serangan Terbaru Israel di Gaza

Serangan terbaru Israel menewaskan puluhan orang di Gaza, Minggu. Sebagian besar dari mereka berada di Gaza utara tempat PBB dan pihak lain mengecam kondisi kemanusiaan yang buruk.

Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan 34 orang tewas termasuk anak-anak, dan puluhan orang hilang. Ini setelah serangan udara Israel menghantam sebuah gedung hunian berlantai lima di Beit Lahia.

Baca Juga  Ketua DPRD Sangihe Ajak Warga Dukung Swasembada Pangan Lewat Pemanfaatan Lahan

“Mereka membombardir rumah-rumah dan menghancurkan Beit Lahia sepenuhnya,” kata seorang warga, Omar Abdel Aaal, dikutip AFP.

“Peluang untuk menyelamatkan lebih banyak korban luka semakin berkurang karena penembakan terus-menerus dan penembakan artileri,” tambah juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal kepada AFP.

Hingga Minggu, jumlah korban tewas secara keseluruhan dalam lebih dari 13 bulan perang telah mencapai 43.846. Mayoritas korban tewas adalah warga sipil, menurut data kementerian, yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.

Jet Tempur Israel Bom Beirut

Ledakan besar mengguncang Beirut lagi, Minggu. Serangan Israel kembali terjadi untuk kedua kalinya Minggu, setelah sebelumnya serangan menewaskan juru bicara Hizbullah.

Mengutip AFP, sasaran adalah distrik permukiman dan perbelanjaan pusat kota Beirut. Kementerian kesehatan mengatakan serangan itu menewaskan dua orang dan melukai 22 orang, menambah jumlah korban dalam serangan sebelumnya di mana satu orang tewas dan sembilan orang terluka.

“Pesawat tempur Israel melancarkan serangan di wilayah Mar Elias,” kata NNA mengenai distrik padat penduduk yang juga menampung orang-orang yang mengungsi akibat konflik.

Lina, 59 tahun, yang rumahnya di Mar Elias berjarak kurang dari 500 meter (1.600 kaki) dari lokasi serangan, mengatakan serangan itu mengenai jalan yang ia lalui “setiap hari untuk pergi bekerja”.

“Itu wilayah pemukiman… Tidak ada tempat di negara ini yang aman lagi,” katanya, yang meminta identitasnya hanya disebutkan dengan nama depannya.

Baca Juga  Klausul Transfer Data dalam Perjanjian Dagang RI-AS Picu Kekhawatiran Pelanggaran Hak Data Pribadi

NNA mengatakan serangan itu menargetkan pusat Jamaa Islamiya”, merujuk pada kelompok Muslim Sunni yang bersekutu dengan kelompok militan Palestina Hamas dan Hizbullah Lebanon. Namun, anggota parlemen Jamaa Islamiya Imad Hout mengatakan bahwa “tidak ada pusat atau lembaga yang berafiliasi dengan kelompok itu yang berlokasi di daerah yang menjadi sasaran serangan, dan tidak ada anggota kelompok yang menjadi sasaran”.

Rumah Netanyahu Dilempar Bom Suar

Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu dilempar bom suar. Setidaknya dua bom suar mendarat di halaman luar kediamannya di pusat kota Caesarea.

Saat insiden terjadi, Netanyahu tidak berada di rumah. Penyelidikan masih dilakukan meski diketahui tiga orang telah ditangkap.

“Tiga tersangka ditangkap semalam karena keterlibatan mereka dalam insiden yang terjadi Sabtu malam,” kata polisi dalam sebuah pernyataan menambahkan bahwa para tersangka akan diinterogasi bersama dengan badan keamanan internal Shin Bet, AFP melaporkan.

Sementara itu dugaan awal mengatakan bahwa pelemparan bom suar tersebut adalah warga Israel sendiri. Juru bicara parlemen Israel, Amir Ohana, menuduh pengunjuk rasa antipemerintah berada di balik insiden tersebut.

“Tulisan itu terpampang di dinding, di jalan, dalam pesan-pesan yang menghasut, dan dalam demonstrasi,” katanya, merujuk pada protes antipemerintah yang meletus pada awal tahun 2023.

Baca Juga  Tatap Peluang Ekspor Perikanan Sangihe, PT. JSM Soroti Pentingnya Kepastian dan Keamanan Pasar

“Jika kecurigaan itu benar dan aktivis berada di balik penembakan suar di kediaman perdana menteri, harus dikatakan dengan jelas: ini bukan protes, ini terorisme,” tambah mantan anggota kabinet perang Netanyahu dan tokoh oposisi Israel, Benny Gantz.

Perang Israel Akan Melebar ke Negara Baru

Perang Israel di Timur Tengah dikhawatirkan melebar ke negara baru. Irak, bisa jadi medan pertempuran berikutnya di Timur Tengah.

Milisi Irak, kini rajin menggempur Israel, bahkan berjanji memberikan banyak kejutan ke Tel Aviv. Ini diyakini bisa berakhir seperti Lebanon, di mana serangan Hizbullah membawa peperangan melebar ke negeri itu.

Mengutip The Economist, sebenarnya, Irak sebagai negara sudah melakukan banyak hal dengan cukup baik. Pendapatan minyak mulai membiayai infrastrukur dan kekerasan berada di level terendah,

“Namun, upaya mereka terhambat oleh kurangnya kendali atas wilayah mereka sendiri,” tulis analisis laman itu.

“Israel mengatakan Iran menyalurkan persediaan baru rudal jarak jauh dan pesawat tanpa awak peledak ke milisinya di sana. Iran sangat marah karena Amerika membiarkan Israel menggunakan wilayah udara Irak untuk mengebomnya,” tambahnya.

“Irak bisa menjadi negara berikutnya yang akan ditarik ke dalam perang regional Israel,” muatnya lagi.

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti saluran WhatsApp di :