Scroll untuk membaca artikel sob
Pasang Iklan
Opini

Hidup Ini Adalah Lagu Cinta yang Tak Boleh Terlewatkan

×

Hidup Ini Adalah Lagu Cinta yang Tak Boleh Terlewatkan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Ilustrasi

Opini oleh:

Gotimes.id, Kepulauan Sangihe – Dunia terus bergerak cepat. Dalam satu kejapan mata, kehidupan bisa berubah. Itulah yang tergambar dari peristiwa tragis yang melibatkan mantan Kepala Menteri Gujarat, Vijay Rupani, yang dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat Air India. Sebelum kejadian, Rupani sempat mengirimkan lagu berjudul “Don’t Forget to Remember Me” kepada sang istri. Sebuah sederhana namun menyentuh, yang kemudian menjadi simbol perpisahan dan terakhir.

Tragedi ini bukan hanya mengguncang keluarga, tetapi juga menyentuh nurani kolektif masyarakat, terutama di India. Para kader Partai Bharatiya Janata di Gujarat menyebut bahwa terakhir Rupani bukan sekadar romantisme personal, tetapi sebuah pengingat akan pentingnya menyadari dan menghargai setiap hari.

Baca Juga  Madura di Persimpangan Jalan: Menjadi Provinsi atau Tetap Bersama Jawa Timur

sebagai Energi Kehidupan

Pengalaman ini mengajak kita merenung: apakah kita sudah benar-benar atau hanya menjalani hari demi hari tanpa kesadaran penuh? Dalam berbagai filsafat kuno, disebut sebagai energi kehidupan yang menghubungkan manusia satu sama lain, bahkan melampaui batas kematian.

Dalam filsafat Hindu, cinta yang murni dikenal sebagai prema, sebuah bentuk yang menghubungkan dengan Brahman, sumber kehidupan. Sementara itu, Lao Tzu pernah berkata, “Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage.” Ungkapan serupa datang dari penyair sufi Rumi: “Don’t grieve. Anything you lose comes round in another form.”

Cinta, dalam segala bentuknya, menjadi alasan manusia untuk sepenuhnya dalam kehidupan. Ia menjadikan yang fana terasa abadi.

Baca Juga  Gubernur Dinilai Cuma Pencitraan, Ayi Waras Desak Temui Petani Langsung di Gudang Bulog

Jangan Menunggu Kehilangan untuk Menghargai Kehadiran

Sayangnya, manusia sering menunda. Menunda untuk mencinta, menunda untuk , dan menunda untuk memaafkan sebagai sampai kehilangan menjadi satu-satunya cara untuk menyadari nilai kehadiran.

Filsuf Stoik Marcus Aurelius mengingatkan, “You could leave life right now. Let that determine what you do and say and think.” Sementara ajaran Buddha menekankan, “The trouble is, you think you have time.” Dua kutipan ini menegaskan bahwa tidak pernah menunggu. Yang tidak kita lakukan hari ini, bisa menjadi sesal esok hari.

Baca Juga  Tolak Politik Uang

Karena itu, mencintai, bersyukur, dan sepenuh hati adalah tindakan yang tidak boleh ditunda. Setiap hari adalah kesempatan untuk hidup dengan makna.

Dimulai dari Diri Sendiri

Kita tidak harus menjadi pejabat, tokoh agama, atau pemimpin untuk membawa . Setiap individu bisa menjadi agen kedamaian melalui tindakan sederhana: memaafkan lebih cepat, mendengarkan lebih dalam, mengucapkan cinta lebih sering, dan hadir dengan sepenuh hati dalam pertemuan sehari-hari.

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti saluran WhatsApp di :