Dalam survei tersebut, IKK tercatat berada pada level 121,1, turun 2,4 poin dari 123,5 pada September 2024. Angka ini merupakan level terendah dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk Oktober 2024 diperkirakan mencapai 209,5 atau tumbuh melambat sebesar 1,0% (yoy). Namun, secara bulanan, IPR mengalami kontraksi sebesar 0,5% (mtm), lebih rendah dibandingkan IPR bulan September yang mencapai 210,6.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa APBN dirancang untuk membantu menjaga daya beli masyarakat, termasuk melalui program perlindungan sosial dan insentif pajak.
“Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi meskipun tekanan bisa datang dari berbagai arah, kami menggunakan APBN tidak hanya sebagai narasi, tetapi juga sebagai kebijakan yang berfungsi secara counter-cyclical terhadap tekanan yang dihadapi ekonomi rumah tangga dan sektor usaha,” pungkasnya.