Fokus utama Polri adalah Program Pemanfaatan Lahan Produktif, baik melalui pola monokultur oleh kelompok tani maupun pola tumpangsari di lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) milik perusahaan swasta, PTPN, dan Perhutani.
Wakil Ketua Gugus Tugas Polri, Brigjen Pol. Langgeng Purnomo, menyatakan bahwa pengawasan program dilakukan melalui Aplikasi Gugus Tugas Polri Mendukung Ketahanan Pangan, sebuah inovasi digital yang memungkinkan pemantauan distribusi bantuan, pendataan lahan, hingga evaluasi program secara real-time.
“Dalam pelaksanaan program ini, Polri bukan pelaksana, bukan pendamping teknis, dan bukan pemodal. Polri hadir sebagai penggerak, fasilitator, dan pengawal agar bantuan negara dapat tersalurkan secara tepat sasaran kepada petani,” tegas Brigjen Langgeng.
Target nasional tahun 2025 adalah tambahan produksi jagung sebesar 4 juta ton dari lahan seluas 1 juta hektar. Hasil panen akan diserap oleh BULOG melalui skema pembelian sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), berdasarkan MoU yang telah disepakati.
Melalui sinergi ini, pemerintah optimis dapat memperkuat ketahanan pangan, membuka lapangan kerja, serta mewujudkan kemandirian desa sebagai langkah nyata menuju Indonesia Emas 2045.