Gotimes.id, Jakarta — Dalam upaya mempercepat pencapaian target swasembada jagung, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui Gugus Tugas Polri Mendukung Ketahanan Pangan menggelar rapat analisis dan evaluasi (Anev) secara daring, Sabtu (5/4).
Rapat yang dimulai pukul 14.00 WIB ini diikuti oleh jajaran Kementan dan Gugus Tugas Polri dari tingkat Mabes hingga Polda Papua, dengan agenda utama mengevaluasi pelaksanaan program penanaman jagung di lahan seluas 1 juta hektar di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Dr. Yudi Sastro, menyampaikan bahwa Kementan telah memetakan potensi lahan serta menyiapkan bantuan berupa benih, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), dan pendampingan teknis melalui Tim BSIP. Namun, menurutnya, tantangan besar terletak pada keterbatasan jangkauan kelembagaan hingga ke tingkat desa.
“Kementan sebagai leading sector ketahanan pangan sangat mengapresiasi dukungan Polri dalam program penanaman jagung. Kami menyediakan benih unggul, pupuk, alsintan serta pendampingan teknis. Saat ini, kami juga sedang menyusun petunjuk teknis penanaman dan menyiapkan pengadaan 10 unit traktor roda dua untuk mempercepat realisasi program,” ujar Yudi.
Dalam rapat tersebut juga dibahas kendala di lapangan, salah satunya di Kampung Aib, Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura, Papua, di mana tanaman jagung pada lahan seluas 12 hektar tumbuh tidak optimal akibat penanganan awal yang kurang tepat dan curah hujan yang tinggi. Untuk mengatasi hal ini, Kementan telah mengirimkan penyuluh dan tim BSIP untuk mengevaluasi serta menyalurkan bantuan alsintan ke lokasi.
Polri, melalui Gugus Tugas Ketahanan Pangan, memainkan peran strategis sebagai penggerak dan fasilitator antara Kementan dan kelompok tani hingga ke tingkat desa. Dukungan kelembagaan Polri melalui Polsek dan Bhabinkamtibmas sangat penting dalam membentuk dan mengaktifkan kelompok tani, memfasilitasi komunikasi dengan dinas pertanian, serta memastikan distribusi bantuan tepat sasaran.