“Peserta yang lulus harus percaya diri bertarung dengan kemampuan akademis dan kompetensinya sendiri, sambil tetap berdoa agar diberikan kemudahan dalam setiap proses,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya menjaga integritas dalam proses seleksi dan menghindari praktik-praktik tidak sehat seperti melobi atau mencari bantuan orang dalam.
“Jangan belum ikut ujian sudah melobi atau minta dibantu orang dalam. Saya yakin panitia seleksi sangat objektif dan konsisten dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai standar kelulusan,” tegas Windra.
Sebagai refleksi, Windra turut membagikan pengalamannya di masa lalu yang pernah menjadi korban praktik tidak adil dalam proses seleksi kerja.
“Saya pernah mengalami sendiri menjadi korban orang dalam. Padahal saya punya kompetensi untuk formasi pekerjaan itu, tapi karena tidak punya akses kedalam, saya tersingkir oleh orang yang tidak kompeten. Itu karena panitia seleksi tidak amanah,” ungkapnya.
Ia berharap pengalaman tersebut tidak terulang dalam proses seleksi tenaga kesehatan di RSUD dr. Zainal Umar Sidiki saat ini, dan seluruh tahapan seleksi tetap dijalankan secara jujur, adil, serta profesional.













