“Selama bertahun-tahun, kita selalu mendengar tentang keinginan reunifikasi. Namun, dalam kajian saya, ada pola permainan yang mengarah pada penyelesaian berbasis negara, bukan penyatuan seperti yang diharapkan,” jelasnya.
Sebagai seorang jurnalis yang telah meliput konflik di Afghanistan dan Uzbekistan, Teguh menilai bahwa konflik Korea tidak bisa dipisahkan dari kepentingan global. Ia juga menulis buku yang berisi wawancara dengan sejumlah duta besar dan pemimpin dunia, memberikan perspektif lebih dalam terhadap isu perdamaian dan strategi diplomasi internasional.
Buku “Reunifikasi Korea: Game Theory” diharapkan menjadi referensi penting bagi akademisi, diplomat, dan pengamat hubungan internasional yang ingin memahami kompleksitas konflik Semenanjung Korea serta strategi politik yang dimainkan para aktor global.
Peluncuran buku ini mendapat dukungan dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT PLN Persero, dan BPJS Kesehatan.
“Kita tentu ingin hal baik terjadi di negara ini dan hal-hal buruk tidak kita alami,” pungkas Teguh.
Buku ini kini telah tersedia di toko buku dan platform digital bagi mereka yang ingin mendalami teori permainan dalam geopolitik global.