Beberapa pegawai sempat berbincang santai dengan para wartawan, namun tidak memberikan informasi atau tindak lanjut terkait permintaan audiensi. Pihak Satpol PP pun menyatakan bahwa tugas mereka hanya mencatat dan menyampaikan ke dalam, sementara keputusan bertemu berada di tangan pihak dalam, seperti sespri Wabup.
Sekitar pukul 14:57 WITA, Wabup Sangihe akhirnya keluar dari ruangannya dan hanya menyampaikan bahwa dirinya akan menghadiri agenda lain, tanpa memberikan kesempatan untuk bertemu awak media.
Sikap ini dinilai sebagai bentuk pengabaian terhadap etika birokrasi dan menjadi preseden buruk bagi citra Pemerintah Daerah Sangihe. Para jurnalis mempertanyakan apakah Wabup memang menolak bertemu atau ada pihak lain yang sengaja menghalangi proses komunikasi antara pejabat publik dan media.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Harapannya, ke depan ada perbaikan dalam sistem komunikasi dan pelayanan birokrasi, terutama kepada insan pers yang menjalankan fungsi kontrol sosial,” tegas MT.