Tijjani Reijnders, gelandang baru Manchester City, mengakui merasakan tekanan besar untuk meraih trofi bersama klub raksasa Inggris tersebut. Ia menyadari bahwa bermain di level tertinggi menuntut konsistensi dan hasil maksimal.
Tekanan ini wajar, mengingat Manchester City mengakhiri musim lalu tanpa satupun gelar juara. Kegagalan ini menjadi yang pertama bagi City sejak 2017, menandai sebuah musim yang mengecewakan bagi tim asuhan Pep Guardiola yang hanya finis ketiga di Liga Inggris dan kalah di final Piala FA.
Reijnders, yang didatangkan dari AC Milan, menyatakan bahwa bergabung dengan City adalah keputusan mudah karena ambisi tinggi klub. Ia melihat ini sebagai kesempatan untuk berkembang dan meraih kesuksesan di level yang lebih tinggi.
Ambisi Tinggi dan Tantangan di Manchester City
Gelandang berdarah Indonesia ini bertekad untuk memberikan kontribusi signifikan bagi Manchester City. Ketajamannya mencetak gol, terbukti dengan raihan 10 gol bersama AC Milan musim lalu, menjadi modal berharga bagi dirinya.
Selain mencetak gol, Reijnders juga ingin meningkatkan kemampuannya dalam memberikan assist. Ia menyadari pentingnya peran seorang gelandang serang dalam membangun serangan dan menciptakan peluang bagi rekan setimnya.
Analisis Permainan dan Perbaikan Diri
Reijnders melakukan evaluasi diri atas penampilannya musim lalu bersama AC Milan. Salah satu fokus utamanya adalah meningkatkan ketenangan dalam menyelesaikan peluang di depan gawang.
Ia telah menonton ulang beberapa pertandingan untuk mengidentifikasi momen-momen di mana ia seharusnya bisa lebih tenang dan efektif dalam mencetak gol. Dengan analisis yang mendalam, ia berharap bisa memperbaiki kekurangan tersebut.