Gotimes.id, Gorontalo Utara – Angka stunting yang masih tergolong tinggi di Kabupaten Gorontalo Utara menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di kabupaten ini tercatat 29,3 persen, dan pada tahun 2023, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan angka yang lebih tinggi, yaitu 30,5 persen. Dalam menghadapi tantangan besar ini, pemerintah daerah menggencarkan berbagai upaya percepatan penanggulangan stunting, termasuk melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
Berdasarkan hasil gelar timbang yang dilakukan oleh Puskesmas di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara, Puskesmas Molingkapoto tercatat sebagai daerah dengan prevalensi stunting tertinggi, mencapai 28,24%. Sementara itu, Desa Leboto juga mencatatkan prevalensi stunting yang cukup tinggi, yaitu 29,55%.
“Data ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar di tingkat desa. Angka stunting ini didapatkan melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala anak, sesuai dengan standar kurva pertumbuhan,” jelas Yulianita Pulukadang, S.Gz, Penanggung Jawab Gizi Dinas Kesehatan Gorontalo Utara. Kamis (23-1).

Sebagai langkah konkret, Dinas Kesehatan menggelar sosialisasi pencegahan stunting yang ditujukan kepada ibu hamil dan ibu balita penderita stunting. Tidak hanya itu, sebanyak 60 paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang berisi beras, wortel, tempe, dan telur juga disalurkan kepada anak-anak yang berisiko stunting di kedua desa tersebut.
“Kami berharap melalui sosialisasi ini dan bantuan PMT, angka stunting dapat menurun secara signifikan. Ini juga merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi, khususnya pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” ungkap Yulianita.
Ia juga menambahkan, stunting tidak hanya dipengaruhi oleh kurangnya gizi, tetapi juga oleh pola asuh yang kurang baik, rendahnya pemberian ASI eksklusif, serta buruknya akses air bersih dan sanitasi. Berdasarkan temuan kader posyandu, rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pemenuhan gizi anak menjadi salah satu faktor utama yang harus diatasi.
Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, yang turut berperan dalam mendukung percepatan penanggulangan stunting di wilayah ini. Diharapkan, sinergi lintas sektor ini akan semakin memperkuat efektivitas program serta mempercepat pencapaian target penurunan stunting.

“Stunting adalah masalah yang memerlukan perhatian bersama. Kolaborasi ini kami harapkan dapat mewujudkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan,” tutup Yulianita.