“Situasi saat ini sangat sensitif. Baik hari ulang tahun daerah atau kegiatan kedinasan lainnya, lakukan dengan sederhana. Berikan santunan kepada anak yatim piatu atau bantuan kepada masyarakat kurang mampu, itu jauh lebih bermanfaat. Kalau pesta-pesta ada musiknya lalu dipotong dan dimuat di TikTok, sementara masyarakat menuntut sikap low profile pejabat, ini bisa menimbulkan amunisi baru yang dipelintir pihak tertentu,” jelas Tito.
Ia juga meminta pemerintah daerah melalui Dinas Kominfo untuk lebih aktif mengisi media sosial dengan konten positif, seperti pernyataan bersama maupun doa bersama dari para tokoh masyarakat. Langkah itu dianggap penting untuk meredam konten provokatif yang dapat memicu keresahan.
“Pernyataan bersama atau doa bersama bisa dimuat di platform media sosial milik pemerintah daerah. Dengan begitu masyarakat akan merasa lebih tenang karena ada suara tokoh-tokoh yang menyejukkan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri juga memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang dinilai berhasil menjaga kondusivitas dengan cara-cara persuasif. Secara khusus, Tito mengapresiasi langkah Pemprov Gorontalo dan Forkopimda yang menggelar doa bersama dengan komunitas ojek online atas wafatnya Affan Kurniawan, serta dialog terbuka dengan mahasiswa.