GoTimes.id, Kota Gorontalo – Senja mulai turun di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo. Seiring cahaya matahari yang meredup, ratusan lilin dinyalakan, memancarkan cahaya kecil yang menyatu dalam keheningan. Di antara cahaya itu, para pecinta alam dari berbagai komunitas hadir, berpakaian serba hitam, menundukkan kepala, mendoakan almarhum Muhamad Jeksen.
Malam itu bukan sekadar pertemuan. Bagi mereka, ini adalah bentuk cinta, duka, sekaligus penghormatan terakhir untuk Jeksen, anggota Mapala Butaiyo Nusa, yang kepergiannya menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan sahabat.
“Agenda malam ini pada dasarnya untuk mengenang hari ketujuh almarhum. Malam ini tepat tujuh hari sejak beliau dimakamkan,” ucap Ronal Tuliabu, koordinator aksi. Rabu (1-10).
Agenda berjalan sederhana namun penuh makna. Ada orasi yang mengingatkan tentang kebersamaan, ada puisi yang dibacakan dengan lirih, doa-doa yang dipanjatkan, hingga cahaya lilin yang menjadi simbol persatuan duka. Semua menyatu dalam tagline: “Duka Muhamad Jeksen, Duka Pecinta Alam se-Provinsi Gorontalo.”