Ironisnya, teknologi yang dirancang untuk menaklukkan sirkuit balap justru tak mampu menjamin keselamatan di jalan raya umum yang kondisinya seringkali tak terprediksi. Kecepatan ekstrem dan performa tinggi yang ditawarkan Huracán Evo Spyder membutuhkan keahlian dan kewaspadaan ekstra dari pengemudi.
Mobil yang dikendarai Diogo Jota dan Andre Silva diperkirakan berjenis “Verde Mantis”, dengan warna hijau terang khas Lamborghini. Di pasar Eropa, mobil ini dibanderol sekitar GBP 180.000 (sekitar Rp 3,7 miliar), tetapi harganya bisa jauh lebih tinggi di Indonesia karena pajak dan biaya impor.
Tragedi Sebagai Pengingat
Harga fantastis dan teknologi canggih tidak bisa menjamin keselamatan. Kecepatan dan performa mobil supercar memang menggoda, namun di baliknya terdapat risiko yang sangat tinggi. Desain agresif dan suara mesin yang menggelegar tak bisa menandingi kekuatan alam dan ketidakpastian di jalan raya.
Kematian Diogo Jota dan Andre Silva merupakan kehilangan besar bagi dunia sepak bola dan keluarga. Tragedi ini juga menjadi pengingat penting tentang bahaya kecepatan dan perlunya mengemudi dengan bertanggung jawab dan selalu mementingkan keselamatan.
Kecelakaan ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua. Mobil supercar memang menawarkan sensasi berkendara yang luar biasa, tetapi keselamatan tetap harus diutamakan. Kecepatan yang berlebihan, dikombinasikan dengan kondisi jalan yang kurang ideal, dapat berakibat fatal. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua.