Dalam kajian Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia (2024), disebutkan bahwa beberapa faktor risiko tipes meliputi konsumsi makanan mentah, air yang tidak bersih, serta kebiasaan tidak mencuci tangan. Bakteri S. Typhi juga dapat ditularkan oleh pembawa (carrier) yang tampak sehat namun tetap menginfeksi orang lain.
Gejala-gejala tipes antara lain:
- Demam tinggi bertahap hingga 40°C, menggigil, dan berkeringat.
- Sakit kepala dan kelelahan ekstrem, diikuti turunnya nafsu makan.
- Gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, mual, muntah, nyeri perut, dan kembung.
- Gejala mirip flu, termasuk batuk kering dan nyeri otot.
- Rose spots, yaitu ruam kemerahan di dada atau perut.
- Komplikasi berat, seperti delirium, pendarahan saluran cerna, perforasi usus, pneumonia, hingga gangguan jantung.
Pengobatan utama tipes melibatkan penggunaan antibiotik, antara lain ciprofloxacin, azithromycin, atau ceftriaxone, tergantung kondisi pasien. Selain itu, pasien harus menjaga hidrasi, istirahat total, serta mengonsumsi makanan bergizi dan mudah dicerna. Penggunaan antibiotik harus sesuai resep dokter untuk mencegah resistensi.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat disarankan:
- Mencuci tangan dengan sabun setelah buang air dan sebelum makan.
- Mengonsumsi air minum yang aman dan makanan matang.
- Menghindari produk susu yang tidak dipasteurisasi.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi.
- Melakukan vaksinasi tipes, terutama bagi yang tinggal di daerah endemik.
Dengan kesadaran yang tinggi dan tindakan pencegahan yang konsisten, penyebaran tipes dapat ditekan dan risiko komplikasi dapat dihindari.













