Seiring perkembangan teknologi medis, terapi lanjutan seperti maintenance therapy dengan PARP inhibitor mulai digunakan. Salah satu obat dalam kelompok ini adalah Olaparib, yang efektif untuk pasien dengan status HRD-positif (Homologous Recombination Deficiency), yakni kondisi genetik yang membuat sel kanker lebih rentan terhadap kerusakan DNA.
“Terapi target ini memberi harapan baru. Selain menekan kekambuhan, juga bisa memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujar dr. Feddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia.
Menurutnya, penting bagi pasien kanker ovarium untuk berkonsultasi dengan dokter dan menjalani evaluasi molekuler guna mengetahui apakah mereka memenuhi syarat untuk terapi lanjutan tersebut.
Sementara itu, President Director AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, menegaskan pentingnya inovasi medis yang disertai edukasi publik dan peningkatan akses layanan.
“Kami berkomitmen mendukung sistem kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan pasien kanker ovarium di Indonesia. Bukan hanya lewat terapi, tapi juga edukasi dan upaya memperluas akses,” kata Esra.













