Scroll untuk membaca artikel sob
Pasang Iklan
Kabupaten BoalemoOpini

Dugaan Kerusakan Lingkungan di Paguyaman Pantai: Janji Hijau yang Mulai Layu

×

Dugaan Kerusakan Lingkungan di Paguyaman Pantai: Janji Hijau yang Mulai Layu

Sebarkan artikel ini
Mais Nurdin, S.Pd., Mahasiwa Pasasarjana UNG sekaligus Ketua Karang Taruna Kecamatan Paguyaman Pantai. (Foto: Dok. Pribadi)
Mais Nurdin, S.Pd., Mahasiwa Pasasarjana UNG sekaligus Ketua Karang Taruna Kecamatan Paguyaman Pantai. (Foto: Dok. Pribadi)

GoTimes.id, – Kerusakan di wilayah Kecamatan Pantai kini menjadi sorotan hangat. Aktivitas yang beroperasi di kawasan tersebut diduga kuat telah menimbulkan dampak serius terhadap ekosistem setempat. Warga mulai mempertanyakan, ke mana janji penghijauan dan perbaikan pasca- yang dulu pernah digaungkan? Kini, semua itu tampak tinggal slogan yang tanpa realisasi nyata.

Ironisnya, kawasan yang dahulu menjadi benteng alami telah ditebang dengan alasan pembangunan pelabuhan mewah. Namun, yang tampak di lapangan justru bukan dermaga berkelas wisata atau dermaga buat menunjang ekonomi warga, melainkan tempat bersandar kapal-kapal tongkang pengangkut hasil bumi. Aktivitas ini menimbulkan tanya besar: siapa sebenarnya yang diuntungkan, dan bagaimana nasib ekosistem yang selama ini melindungi dari ?

Tak berhenti di situ, aktivitas C juga menimbulkan tanya dan ada dugaan praktik tanpa dasar manfaat jelas bagi warga. Untuk apa tersebut dilakukan? Apakah benar memberi nilai tambah bagi masyarakat, atau sekadar menjadi proyek untuk kepentingan pribadi atau segelintir pihak? Pertanyaan-pertanyaan ini kini menggantung di benak warga yang mulai resah melihat perubahan wajah tanah kelahirannya.

Baca Juga  Ayi Waras Kecam Pembiaran PETI di Gorut: Dimana Pemda dan APH ?

Lebih menarik lagi, publik juga menduga adanya sikap ambigu dari pejabat setempat. Camat, yang seharusnya menjadi garda terdepan sebagai pilar utama perisai terdepan dalam melindungi kelestarian , kini diduga justru tampak dekat dengan pihak . Beberapa warga bahkan berasumsi, perannya kerap menyerupai “juru bicara” atau bahkan “bendahara informal” bagi korporasi tersebut. Tentu saja, semua ini masih dalam ranah dugaan dan persepsi publik yang patut diuji kebenarannya lewat data dan investigasi mendalam.

Investigasi: Di Balik Dugaan Kerusakan Panta

Baca Juga  Dividen Rp1,4 Miliar: Kenapa Pemerintah Takut Bicara di Rapat, Tapi Berani di Media?

Tim investigasi lapangan mulai menelusuri sejumlah titik yang disebut-sebut mengalami kerusakan lingkungan. Dari hasil pantauan awal, ditemukan beberapa area di Pantai yang dulunya hijau kini berubah menjadi tanah terbuka penuh bekas aktivitas berat. Penduduk sekitar mengaku menduga aktivitas itu berhubungan dengan proyek besar yang beroperasi di wilayah tersebut.

Salah satu warga pesisir yang enggan disebutkan namanya menyebut,

“Dulu di sini banyak , sekarang tinggal lumpur. Katanya mau dibangun pelabuhan mewah, tapi yang lewat malah kapal tongkang.” Pernyataan ini tentu masih memerlukan pembuktian lanjutan, tetapi cukup menggambarkan keresahan publik yang kian nyata.

: Dari Benteng Alami ke Area Industri

Mangrove bukan sekadar pohon di pesisir. Ia merupakan benteng alami penahan , penyerap karbon, sekaligus tempat hidup biota laut kecil. Menurut data Global Mangrove Watch (2024), Indonesia kehilangan sekitar 52.000 hektare mangrove dalam lima tahun terakhir akibat kegiatan industri dan reklamasi.

Baca Juga  Ayi Waras Desak Polres Gorut Segera Tertibkan PETI di Anggrek dan Sumalata

Paguyaman Pantai, yang sebelumnya dikenal memiliki salah satu sabuk mangrove terbaik di Gorontalo bagian selatan, kini diduga mengalami penurunan tutupan vegetasi hingga lebih dari 30% dalam kurun tiga tahun terakhir. Jika benar, hal ini merupakan ancaman ekologis serius yang bisa memicu pesisir dan menurunkan populasi ikan tangkapan nelayan.

Jejak C dan Pertanyaan yang Belum Terjawab

Selain persoalan mangrove, isu Galian C juga menjadi sorotan utama. Berdasarkan observasi lapangan sementara, terdapat titik galian c yang belum dilengkapi papan izin resmi. Warga setempat menduga aktivitas itu berkaitan dengan pasokan material untuk kepentingan pribadi.

**Cek berita dan artikel terbaru kami dengan mengikuti saluran WhatsApp di :