Gotimes.id, Jakarta — Donald Trump kembali ke Gedung Putih setelah berhasil memenangkan Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) Tahun 2024. Dalam pertarungan sengit, Trump, dari Partai Republik, berhasil mengalahkan Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat, dan akan memulai periode keduanya sebagai presiden Amerika Serikat. Sebelumnya, Trump pernah menjabat sebagai presiden dari tahun 2017 hingga 2021. Kamis (7-11).
Trump, yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan tokoh media, juga memiliki pengaruh besar dalam politik Amerika Serikat. Selama masa jabatan pertamanya, ia mengimplementasikan berbagai kebijakan kontroversial yang mencakup reformasi pajak, kebijakan imigrasi ketat, dan pengangkatan tiga hakim agung ke Mahkamah Agung AS, yang menggeser keseimbangan ideologi di pengadilan tinggi ini untuk jangka panjang. Namun, kepemimpinannya juga dibayangi oleh berbagai skandal dan kontroversi.
Kehidupan dan Karier Awal Donald Trump
Lahir di Queens, New York pada 14 Juni 1946, Donald John Trump adalah putra dari pengembang real estat terkenal, Fred Trump. Ia menempuh pendidikan di Akademi Militer New York dan kemudian melanjutkan ke Wharton School of Finance and Commerce, University of Pennsylvania, dan lulus dengan gelar ekonomi pada 1968. Setelah itu, Trump bergabung dengan perusahaan keluarga dan memperluas bisnisnya di bidang properti, hotel, kasino, hingga merek produk dengan namanya sendiri. Kesuksesannya sebagai pebisnis kian mencuat saat ia memandu acara TV “The Apprentice” sejak 2004.
Trump juga merupakan penulis dari 14 buku, termasuk “The Art of the Deal” yang terbit pada 1987 dan menjadi bestseller. Kiprah bisnisnya yang besar ini memberikan pijakan yang kuat saat ia akhirnya memutuskan terjun ke dunia politik.
Perjalanan Politik Donald Trump
Setelah mengutarakan minat politiknya pada akhir 1980-an, Trump akhirnya mengumumkan pencalonannya sebagai presiden pada 2015. Melalui Partai Republik, Trump memenangkan nominasi presiden pada 2016 dan berhasil mengalahkan Hillary Clinton dalam pemilihan yang mengejutkan. Sebagai presiden ke-45, ia melaksanakan berbagai reformasi, mulai dari kebijakan perpajakan yang signifikan, kebijakan imigrasi yang lebih ketat, hingga renegosiasi perjanjian dagang seperti mengubah NAFTA menjadi USMCA.
Namun, Trump juga sering kali menghadapi konflik internal dalam pemerintahannya, yang ditandai oleh pergantian pejabat tinggi yang cukup sering. Retorika tajamnya, yang terkadang dinilai kontroversial, kerap mengundang kritik sekaligus mengukuhkan loyalitas dari para pendukungnya.
Kebijakan Luar Negeri Berani Trump
Dalam urusan luar negeri, Trump memiliki pendekatan yang disebut sebagai “transaksional”. Ia membangun hubungan dengan berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Langkah diplomasi tingkat tinggi dengan Kim Jong Un menciptakan sejarah tersendiri saat Trump menjadi presiden AS pertama yang bertemu langsung dengan pemimpin Korea Utara dalam upaya denuklirisasi.
Masa Jabatan Penuh Kontroversi
Selama masa jabatannya, Trump menghadapi dua kali proses pemakzulan oleh DPR Amerika Serikat. Pertama pada 2019, terkait tuduhan penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan Ukraina, dan kedua pada 2021 atas tuduhan menghasut kerusuhan di Capitol. Meski demikian, Trump berhasil lolos dari dakwaan di Senat dalam kedua pemakzulan tersebut.
Setelah meninggalkan jabatannya pada 2021, Trump kembali menjadi sorotan karena didakwa dalam berbagai kasus hukum, termasuk tuduhan penggagalan pemilu 2020 dan penyalahgunaan dokumen rahasia negara.
Kehidupan Pribadi dan Pengaruh Politik yang Tetap Kuat
Dalam kehidupan pribadinya, Trump telah menikah tiga kali dan kini bersama Melania Trump, dengan siapa ia memiliki seorang putra, Barron. Trump juga memiliki empat anak dewasa dari pernikahan sebelumnya yang ikut terlibat dalam aktivitas politik dan bisnis keluarga. Meski telah meninggalkan Gedung Putih pada 2021, Trump tetap menjadi figur sentral dalam Partai Republik dan mendapat dukungan kuat dari banyak pendukungnya.
Kemenangan Trump pada Pilpres 2024 ini menandai babak baru dalam politik Amerika Serikat, di mana ia akan kembali menerapkan visi dan kebijakannya. Dukungan kuat dari pendukungnya menunjukkan bahwa pengaruhnya dalam lanskap politik Amerika Serikat masih sangat besar, sementara ia menghadapi tantangan baru dalam membangun kembali Amerika sesuai dengan janjinya.