Dengan mata berbinar, Idah melihat deretan produk hasil daur ulang yang tak hanya bernilai ekonomis, tapi juga memiliki nilai seni.
“Di tempat ini kita bisa lihat langsung, sampah yang dikelola secara profesional mampu menjadi produk bernilai jual bahkan bernilai seni, seperti furniture dan home dekor,” ungkapnya.
Idah berharap Tanggidaa Group bisa terus melibatkan generasi muda lewat pelatihan dan kursus keterampilan. Ia juga mendorong pemerintah daerah dan dunia usaha agar membuka ruang lebih luas, baik dalam pameran, bazar, maupun event daerah, agar produk-produk ini semakin dikenal.
“Dengan kolaborasi semua pihak, saya yakin komunitas ini bisa menjadi inspirasi sekaligus motor penggerak ekonomi kreatif berbasis lingkungan di Gorontalo,” tandasnya.













