Gotimes.id – Israel terus melancarkan serangan udara ke Beirut, Lebanon, dengan alasan menghancurkan fasilitas milik Hizbullah. Salah satu serangan terbaru pada Selasa (19-11) menghantam sebuah gedung di kawasan padat penduduk dekat kantor Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati.
Dilaporkan oleh Al-Jazeera, petugas tanggap darurat berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan di lingkungan Zuqaq al-Blat, salah satu kawasan terkenal dan padat penduduk di pusat kota Beirut. Daerah tersebut mencakup masjid, beberapa kedai kopi, dan bangunan tempat tinggal yang kini rusak akibat serangan.
Ini adalah serangan ketiga yang dilancarkan Israel di wilayah administratif Beirut dalam kurun waktu 24 jam. Sehari sebelumnya, serangan terjadi di dekat kedutaan Prancis yang menewaskan Mohammad Afif, kepala media Hizbullah. Selain itu, serangan lain menghantam jalan pasar Mar Elias, menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak.
Serangan terbaru hanya berjarak beberapa meter dari kantor Perdana Menteri Lebanon, Grand Serail, yang juga berdekatan dengan markas besar badan PBB, United Nations Economic and Social Commission for Western Asia (ESCWA).
Ironisnya, serangan ini terjadi di saat negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Lebanon sedang berlangsung. Namun, serangan udara Israel di Beirut, gempuran darat di Lebanon selatan, serta tembakan roket Hizbullah ke wilayah utara Israel memperburuk prospek tercapainya gencatan senjata yang efektif.
Israel berdalih bahwa serangan ini bertujuan melemahkan Hizbullah demi melindungi warga Israel utara. Namun, dampaknya terhadap warga sipil Lebanon sangat besar. Hingga kini, lebih dari 3.000 orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.